APA ITU PERKUSI JIMBE?

Selasa, 28 November 2017






Djembe atau jenbe/jyembe/jembe/jimbay/jimbe/sanbanyi merupakan warisan budaya yang berasal dari daerah Afrika. Asal usul djembe berasal dari kerajaan Mali sekitar abad 12. Dari semua alat musik pukul Afrika yang paling terkenal adalah djembe dan mengilhami pembuatan drum di seluruh dunia. Asal mula ejaan “jembe” berasan dari huruf “dj” yang merupakan simbol untuk mengingat bahwa bangsa Afrika dulu pernah dijajah oleh Perancis.


Kata djembe berasal dari kata “dyembe” yang merupakan kata dari suku Mali. Menurut bangsa Mali djembe berasal dari kata “Anke dje” yang artinya semua orang berkumpul bersama-sama. Karena orang perancis terbiasa dengan menggunakan huruf J, maka lebih sering menggunakan kata djembe. Konon huruf J ini sebagai symbol untuk mengingat sakitnya dijajah oleh Perancis.



Djembe merupakan sebuah kayu yang berbentuk gelas dan ditutup oleh kulit yang diikat dengan tali untuk mengencangkannya. Pada jaman dahulu djembe digunakan sebagai alat komunikasi antara desa satu dengan desa yang lainnya. Mengingat pada masa itu jarak antara desa satu dengan yang lainnya sangat jauh. Pada perkembangannya jimbe digunakan untuk perlengkapan upacara-upacara tradisional masyarakat Afrika.



Menurut kepercayaan orang Afrika terdapat 3 kekuatan roh di dalamnya. Yang pertama  adalah roh dari kayu atau pohon yang menggambarkan kekuatan, ketegasan, penopang dan pelindung. Yang kedua adalah roh dari hewan atau kulit yang menggambarkan kemakmuran dan kesejahteraan. Dan yang terakhir adalah pembuat djembe itu sendiri yang menggambarkan semangat dari pembuatnya.



Ada kesepakatan umum bahwa asal mula djembe dikaitkandengan kasta Mandinka dari pandai besi, yang dikenal sebagai Numu. Penyebaran luas dari drum djembe seluruh Afrika Baratmungkin karena migrasi Numu selama milenium pertama Masehi.



Meskipun asosiasi dari djembe dengan Numu itu, tidak ada pembatasan keturunan pada siapa yang dapat menjadi djembefola(harfiah, “satu yang memainkan djembe ”). Hal ini berbeda dengan instrumen yang penggunaannya dicadangkan untuk anggota kastagriot, seperti balafon, kora, dan Ngoni (djembe bukanlahinstrumen griot.) Siapapun yang bermain djembe. Adalahdjembefola-istilah tidak berarti tingkat tertentu keterampilan.



Secara geografis, distribusi tradisional djembe dikaitkan dengan Kekaisaran Mali, yang tanggal kembali ke 1230 AD dantermasuk bagian dari modern negara Guinea, Mali, Burkina Faso,Pantai Gading, dan Senegal. Namun, karena kurangnya catatan tertulis di negara-negara Afrika Barat, tidak jelas apakah djembemendahului atau lewat bulan Kekaisaran Mali. Tampaknya mungkin bahwa sejarah djembe mencapai kembali untuk setidaknyabeberapa abad, dan mungkin lebih dari satu milenium.





Berbentuk seperti sebuah gelas piala, Djembe terbuat dari kayu dan secara khas dilapisi dengan kulit kambing. Orang Bamana dari Mali, Afrika Barat menamakannya berdasarkan ucapan “Anke dje, anke be”, yang secara kesusastraan berarti“Setiap orang berkumpul bersama” dan mendefinisikan tujuan dari drum.

Bentuk dari Djembe “diukir” oleh berang-berang Afrika yang secara khusus dilatih untuk hanya mengonsumsi bagian tengah dari kayu pohon keras. Umumnya alat musik Djembe diproduksi di Guinea, Senegal, Mali dan Cote d’Ivoire. Sebuah djembe memiliki bagian dalam yang kasar dengan rentetan lubang, yang membuat perbedaan untuk kualitas penggunaan gaya suara. Ia dimainkan dengan tangan kosong menggunakan beragam pukulan telapak tangan. Nada utamanya adalah bass (nada rendah), tone (nada tengah), dan slap (nada tinggi).

Salah satu yang unik dari jimbe adalah dalam pola-pola ritme permainannya, ada yang konstan, ada yang ditabuh hingga bergemuruh, berbunyi tajam, bahkan dapat berbunyi sangat treble dan gaduh yang seolah-olah dapat membangkitkan energi spiritual dari ritual-ritual primitif masa lalu.
Menurut salah seorang penelti alat musik, jimbe adalah hasil kreasi orang di Sierra Leone, Afrika. Cikal bakal jimbe adalah Sangba dan memang benar dari tempat alat musik ini berasal ternyata penyebarannya tidak menyeluruh di benua Afrika. Ada banyak nama untuk alat musik berjenis seperti ini, di antaranya sangba, yimbei, jimberu, bata, tapoi dan lainnya. Masing-masing dari alat musik ini dimainkan oleh kelompok-kelompok, orang-orang ataupun suku-suku yang berbeda pula. Di daerah Mali misalnya, jimbe dipergunakan hanya pada malam hari untuk berbagai perayaan, misalnya menyambut bulan purnama, datangnya musim semi, musim panas, musim panen, musim dingin, perkawinan, pembaptisan dan lain sebagainya.

Pola-pola ritme dalam memainkannya pun memiliki nama-nama tersendiri. Antara lain : Djagbe, Yangkadi-Makru, Marakadon, Mendjani, Moribayasa, Kasa, Garangedon. Selain di Mali alat musik perkusi sejenis jimbe juga ditemukan di Senegal, Guinee, Gambia, Ivory Coast dan wilayah lain khususnya di Afrika Barat. Dan mereka yang membudayakan di namakan Kasta Griot yaitu kasta penjaga kebudayaan musik yang utama, selain kasta pandai besi.


Konon nama djembe diambil dari pohon djem yang banyak ditemukan di Mali, Afrika. Pohon Djem adalah merupakan bahan dasar untuk membuat Djembe, setelah pohon ditebang batang pohon tersebut dibentuk menyerupai piala, lantas dilubangi, dan diukir sedemikian rupa. Konon menebang pohonnya pun dibarengi dengan ritual khusus dan tentunya menggunakan  kayu dari pohon djem pilihan. Membran sebagai sumber bunyinya bisa menggunakan kulit kambing, kerbau ataupun antelop. Teknik merenggangkannya pun khusus, setelah melalui proses pengeringan yang cukup membran atau kulit tersebut diikatkan kencang dengan tali di selingkar badan kayunya. Di Amerika, Belgia, Jerman, Perancis dan di beberapa negara lainnya terdapat sekolah djembe, yang mendatangkan guru-guru langsung dari negara asalnya. Semoga Indonesia sudah ada sekolah jimbe,  di karenakan aktifitas “djembe fola” telah menyebar di pelosok negeri ini.

Luasnya Dunia Musik dan Studi Interdisiplinernya (bag 1)

Kamis, 12 Oktober 2017

     
  Musik seringkali dipandang sebelah mata oleh tidak sedikit orang. Vanessa Tunggal mengungkapkan dalam tulisannya betapa belajar musik tidak mudah dan luas, terlebih dalam jenjang pendidikan tinggi. Belajar musik tidak hanya sekedar genjreng-genjreng saja karena memang sulit. Mungkin kemudian bertanya sebenarnya seberapa besarkan studi musik kalau memang tidak sesederhana itu, memang bidangnya seberapa besar. Tulisan berikut kita akan mencoba melihat sesungguhnya seberapa besar bidang musik yang seringkali dipandang sebelah mata itu.

Dalam tulisan ini, mari kita perlahan menggarap sedikit demi sedikit ke dalam bidang musik dan studi interdisipliner yang diembannya.
Sebagai bidang superset, saya menggambarkan bidang musik sebagai studi luas yang melingkupi bidang ini secara luas. Namun seringkali bidang yang berwarna merah yakni praktis pertunjukan menjadi primadona dan akhirnya mengesampingkan yang lain. Karena itu, mari kita berangkat dari lingkaran merah itu dan sedikit melihat, seberapa banyak bidang lain yang bisa kita kejar dalam waktu yang singkat ini:

  1. Praktis Pertunjukan
    Bidang ini adalah bidang yang paling sering diagung-agungkan sebagai lingkup utama dalam musik. Sayangnya kepercayaan ini kemudian juga mengarah pada pemakzulan bidang yang lain. Studi Praktis Pertunjukan adalah studi yang berkenaan dengan kemampuan umum dalam musik yakni memainkan musik dan bernyanyi. Praktis pertunjukan ini kemudian juga didukung dengan kemampuan turunannya yang berkisar di antara kemampuan mendengarkan. Dunia pertunjukan praktis lebih berfokus pada bagaimana memainkan musik. Ini bidang yang paling umum dipelajari, namun dapat dikatakan sebagai studi yang paling mendasar.
  2. Psikologi Musik
    Bidang ini adalah bidang interdisipliner yang menghubungkan musik dengan studi kejiwaan manusia. Bidang ini menjadi salah satu bidang yang menarik terutama karena secara sadar kita menyadari bahwa musik memiliki efek yang besar dalam bagaimana manusia melihat lingkungannya dan bereaksi dengan sekitarnya. Musik secara empiris diteliti dan dibedah satu demi satu untuk dilihat peranannya dalam membentuk dan mempengaruhi pola pikir manusia. Dalam studi ini dibedah bagaimana irama, nada, dan kekayaan musik dari berbagai negara mampu mempengaruhi bagaimana manusia bertindak dan bahkan memiliki efek yang menyembuhkan. Terapi musik adalah salah satu cabang terapan dari bidang psikologi musik ini.
  3. Politik dan Kebijakan Publik
    Suka atau tidak suka, musik yang diperdengarkan ke masyarakat umum kemudian bersentuhan dengan masyarakat dan kekuasaan yang ada di sekitar masyarakat tersebut. Musik kemudian digunakan sebagai kendaraan untuk mencapai tujuan politik dan mendukung kebijakan publik. Seberapa jauh efek kita mengingat musik ‘Pemilihan Umum’ di radio pagi mampu mengubah persepsi masyarakat dan jadi bagian rekayasa sosial ataupun lagu-lagu kebangsaan yang mampu mengobarkan semangat nasionalis dan berbagai agenda khusus lain, seperti membentuk orkestra atau mengundang orkes dangdut untuk mencapai tujuan politik tertentu dan mempengaruhi persepsi publik akan suatu perusahaan atau calon legislatif? Ini yang dipelajari.
  4. Komposisi
    Bisa memainkan musik tidak berarti bisa menulis musik. Bidang kreatif menulis musik adalah sebuah bidang sendiri yang digarap dan dilatih dalam studi musik. Seorang pemain tidak serta merta memiliki kapabilitas menulis musik yang indah. Melihat bidang ini sejalan dengan melihat seorang yang mampu mendeklamasikan tulisan dengan baik, tidak serta merta mampu menulis cerita dengan cara yang sama menariknya. Juga sebagaimana seorang aktor tidak tentu mampu menjadi seorang penulis naskah yang ulung. Studi komposisi ini secara mendalam berkaitan dengan banyak bidang lainnya dan terlibat secara aktif dalam proses kreatif dan melihat berbagai kemungkinan yang ada. Komponis yang baik bukan saja mengerti teknik menulis yang baku, tapi juga mengerti bagaimana melihat perkembangan di sekitar untuk menjadi inspirasi.
  5. Historiografi Musik
    Bidang ini menyelami berbagai media dan peninggalan sejarah dan keilmuan sejarah dalam musik. Musik memiliki aspek sejarah yang terus berkembang, dan selama ada manusia ada artefak-artefak sejarah yang bisa ditemukan dan diteliti untuk mempelajari musik. Historiografi musik berawal dari mempelajari naskah-naskah musik peninggalan para komponis, menganalisa artefak tersebut dan melihat garapan sejarahnya, tapi juga kemudian beralih pada media lain seperti rekam dan studi kesejarahan lain. Bidang ini seperti banyak bidang sejarah lain kemudian meluas dan bukan hanya belajar sejarah secara khusus tapi juga bidang-bidang sosial lain. Bidang ini adalah cikal-bakal ilmu musikologi yang kita kenal. Menurut kabar musikolog Aditya Setiadi, bidang ini perlahan sudah dianggap obosolet dan dalam studi dan riset terkini sudah mulai ditinggalkan para musikolog.
  6. Etnomusikologi
    Setelah belajar musikologi yang sejak sekitar 70 tahun lalu banyak berpusat pada musik Barat, banyak para musikolog kemudian melihat bahwa banyak musik-musik lain di luar tradisi Eropa Barat yang menarik dan patut untuk dipelajari. Tujuan awalnya adalah untuk melestarikan musik-musik rakyat yang perlahan digerus zaman, namun studi ini perlahan menjadi lebih bergairah dibanding banyak bidang musikologi konvensional dikarenakan banyak musik di dunia yang dapat diteliti dan digarap. Studi musik rakyat dan musik etnik masuk dalam bidang ini. Musisi Barat pada masa itu belajar musik selain musik tradisi Barat, belajar instrumennya dan melihat konteksnya. Bidang ini kemudian bersinggungan dengan studi antropologi dan bahkan melebur di dalamnya.
  7. Pendidikan musik
    Bidang ini berkenaan dengan studi ilmu keguruan dalam musik. Mengajarkan musik tentunya berbeda denan mengajarkan fisika dan matematik. Tetapi dengan semakin banyaknya jalur pendidikan yang melihat bahwa pendidikan seni termasuk musik penting untuk dimasukkan dalam kurikulum pendidikan, diperlukan pengembangan teknik pengajaran yang baku dan sesuai dengan daya kembang anak di bidang musik. Pendidikan musik kemudian juga membedah teknik-teknik pembelajaran musik yang dialami siswa dan metode-metode terbaik, baik dalam bentuk studi perorangan maupun studi kelompok. Mereka yang terlahir dari bidang ini adalah calon-calon guru yang bukan hanya memahami musik tetapi juga mengerti proses tumbuh kembang dan teknik pembelajaran.
Sumber : 

SENANDUNG DARI BATAS NEGERI - Kegiatan Seniman Mengajar

Sabtu, 24 Juni 2017

Cover Catatan & Laporan Hasill Kegiatan Seniman Mengajar

    BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Program Seniman Mengajar adalah sebuah program yang diselenggarakan oleh Direktorat Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk para seniman Indonesia yang ingin bertransformasi, berkolaborasi, dan berbagi ilmu kepada masyarakat/komunitas/sanggar yang berada didaerah predikat 3T (Terluar, Terdepan, Tertinggal) di Indonesia. Pada intinya maksud dan tujuan dari program seniman mengajar ini adalah, untuk menjalin kerjasama, dan menambah wawasan terhadap masyarakat yang ada didaerah 3T, sehingga terjadi peningkatan kualitas dan penguatan identitas terhadap seni budaya mereka. Dengan begitu, seni budaya Indonesia bisa tetap bertahan ditengah derasnya arus perkembangan zaman sekarang. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan sebagai garda terdepan bidang seni budaya Indonesia, mempunyai program yang sangat bagus untuk penguatan identitas seni budaya local sehingga masyarakat adat yang ada diwilayah 3T merasa diperhatikan terhadap pemerintah pusat. Meskipun begitu, program seniman mengajar ini hanya sebagai program “mengawali” bersama para seniman Indonesia, selebihnya pemerintah daerah yang akan meneruskan dari program seniman mengajar ini dengan format kegiatan yang mungkin sama ataupun berbeda sesuai tingkat kebutuhan masyarakat local.  

B.     Maksud Dan Tujuan
Penulis membuat catatan/laporan ini dengan maksud dan tujuan untuk melaporkan dan memberikan catatan tentang hasil kegiatan Program Seniman Mengajar ini kepada pihak penyelenggara yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan. Agar pihak kementerian mengetahui seberapa besar perkembangan seni budaya local dalam konteks sekarang, dan apa saja yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk pelesetarian seni budaya mereka. Sehingga pihak kementerian mempunyai kelengkapan data terhadap pelestarian dan pengembangan bidang seni budaya untuk wilayah predikat 3T.

C.    Manfaat
Manfaat dari program seniman mengajar ini sangat dirasakan sekali oleh masyarakat setempat, khususnya wilayah Desa Duarato Kecamatan Lamaknen Kabupaten Belu NTT, tempat saya bertugas menjalankan program seniman mengajar ini. Mereka sangat antusias dan semangat untuk ikut serta dalam kegiatan ini. Sampai terjadi peningkatan jumlah peserta dari target yang ditetapkan oleh pihak kementerian ataupun desa. Meskipun begitu, kegiatan seniman mengajar ini tetap berjalan lancar. Dan salah satu manfaat yang sangat dirasakan oleh masyarakat desa setempat adalah, rasa kepedulian lahir kembali terhadap generasi muda desa untuk mempelajari dan mempertahankan seni budaya local, khususnya bidang seni musik agar kekuatan identitas desa tetap terjaga. Selain itu pemerintah daerah melalui kepala dinas seni budaya Belu juga ikut merasakan manfaatnya dari kegiatan ini. Pihak pemerintah setempat sangat berterimakasih kepada para seniman sebagai perwakilan pihak kementerian, dengan adanya kegiatan seniman mengajar ini, mereka menjadi termotivasi untuk membuat kegiatan serupa untuk masyarakat lokal khusunya masyarakat wilayah kabupaten Belu, NTT.

D.    Sasaran
Secara umum sasaran fokus utama yang kita lakukan didesa tersebut adalah menggali, menemukan, dan mengembalikan seni budaya lokal yang telah lama hilang tergerus zaman. Khususnya bidang seni musik, saya dan para peserta langsung mengidentifikasi dan observasi apa yang harus kita kembangkan dan pelajari kembali kesenian musik yang sudah ada. Akhirnya ada 2 hal yang menjadi fokus uatama kami dibidang seni musik yaitu, mengembangkan seni musik vocal (choir) yang sudah ada dan mengkolaborasikannya dengan alat musik tradisional ataupun modern. Dan kemudian ketemulah 4 lagu tradisional local yang berjudul Lolan Gol, Oras Loro Malirin, Bae Sonde Bae, Bolelebo, dan satu lagu nasional Indonesia yang berjudul Bangun Pemuda Pemudi untuk menjadi materi belajar/latihan. Selain itu ada juga alat musik tradisional yang bernama Teberay (sejenis perkusi untuk mengiringi tari tradisional Likuray), gong kecil, dan suling, yang akan dikolaborasikan dengan alat musik modern seperti keyboard, gitar, bass, dsb untuk menjadi musik pengiring. Fokus utama ini kami beri judul “Senandung Dari Batas Negeri” sebagai judul pertunjukkan hasil dari proses belajar.  



BAB II
PERSIAPAN

A.   Konsep Kegiatan & Agenda
Para seniman yang lolos seleksi wajib membuat sebuah konsep kegiatan yang salah satunya adalah membuat rancangan bahan materi pengajaran. Para seniman dibekali pengetahuan dan pembekalan (training) oleh pihak kementerian selama 3 hari di Jakarta. Output dari hasil pembekalan tersebut adalah pematangan bahan materi pengajaran yang sebelumnya sudah dibuat oleh para seniman. Sehinggga ketika pelaksanaan kegiatan dimulai, para seniman sudah tahu apa yang harus dilakukan disana. Berikut penyusunan bahan materi pengajaran bidang seni musik yang sudah saya buat setelah proses training, mencakup materi pengajaran, observasi, dan agenda kegiatan :  
1. Rancangan Bahan Pengajaran - Seniman Mengajar I 2017

2. Rancangan Bahan Pengajaran - Seniman Mengajar I 2017

3. Rancangan Bahan Pengajaran - Seniman Mengajar I 2017
           Waktu yang ditentukan oleh pihak kementerian untuk program seniman mengajar ini ada 20 hari. Dengan rincian 2 hari untuk kedatangan dan kepulangan tim seniman, dan 18 hari untuk proses belajar sampai menghasilkan sebuah karya pertunjukkan. Durasi belajar yang ditentukan oleh kementerian kurang lebih antara 8 – 10 jam. Kenyataannya para seniman bekerja full satu hari selama 18 hari sampai acara presentasi hasil belajar. Dikarenakan antusiasme masyarakat desa terhadap kegiatan seniman mengajar ini sangat tinggi, sehingga para seniman pun dengan senang hati bekerja tak mengenal waktu supaya kegiatan ini berjalan sukses dan lancar. Lagi pula, idealnya untuk kegiatan residensi seniman semacam ini tidak memungkinkan hanya terbatas 18 hari, banyak yang mengatakan minimal 6 bulan. Tetapi kami tim seniman memahami pertimbangan dari kementerian, maka dari itu ketika dilapangan kami bekerja tak mengenal waktu agar program seniman mengajar diwilayah kabupaten Belu NTT berjalan lancar dan sukses sesuai target yang dicapai. 

           Bahan materi pengajaran yang kami buat hanya menjadi acuan untuk bekerja. Karena pada faktanya, tim seniman pun tidak mengetahui kondisi rill dilapangan seperti apa dan kebutuhannya apa secara specific. Maka dari itu, bahan materi pengajaran yang sudah dibuat oleh para seniman ini akan menyesuaikan kembali sesuai kondisi dan kebutuhan dilapangan. Berkat pengalaman masing masing para seniman, akhirnya kami bisa menyesuaikan kondisi dilapangan sehingga kegiatan seniman mengajar berjalan lancar di desa duarato. Bahkan hasil dari observasi saya bidang seni musik, masyarakat (peserta belajar) mendapatkan ilmu sesuatu yang baru yang sebelumnya mereka tidak dapatkan. Karena selama ini mereka hanya tahu musik sebatas bernyanyi dan bermain secara dasar, lebih dari itu mereka belum mengetahui secara luas.



BAB III
PELAKSANAAN

A. Tempat Dan Waktu
            Program kegiatan seniman mengajar yang saya jalankan ini berada diwilayah Kabupaten Belu NTT tepatnya di Desa Duarato Kecamatan Lamaknen, kurang lebih sekitar 3 – 4 jam dari Bandara Kota Atambua. Untuk menuju kesana kita harus melewati jalanan terjal dan perbukitan. Apalagi saat ini pemerintah pusat dibantu pemerintah daerah sedang mengerjakan proyek perbaikan jalan diwilayah tersebut, sehingga perjalanan untuk menuju kesana terkadang tersendat karena adanya proyek jalan. Listrik pun konon katanya baru ada dua tahun belakangan diwilayah tersebut, itupun belum merata. Sehingga kalau kita menuju kesana belum ada penerangan jalan yang maksimal. Potensi Alam Desa Duarato umumnya hasil perkebunan seperti jagung, kopi, kemiri, pinang, kelapa, dan kapuk. Desa Duarato sendiri berjarak kurang lebih 1 km berbatasan dengan Negara tetangga yaitu Timor Leste. Desa Duarato terkenal dengan desa susah air, sehingga masyarakat setempat ketika membutuhkan air harus pergi ke desa tetangga yang berjarak kurang lebih 2 – 3 km untuk menimba air dan membawanya kerumah masing masing. Mak tak jarang, tiap masing masing rumah memiliki tangki air untuk menampung air sebagai kebutuhan MCK.

            Waktu kegiatan belajar hampir setiap hari dimulai dari jam 10 pagi sampai jam 5 sore. Kecuali hari minggu terkadang kelas belajar libur karena para peserta umumnya pergi ke gereja untuk beribadah. Tempat yang kita jadikan sebagai kelas belajar ada dibalai desa, lapangan sekolah, kelas sekolah, dan kantor desa. Untuk kelas musik sendiri, saya kebagian di tempat balai desa. Disana saya dan peserta melakukan kegiatan belajar dan latihan musik untuk persiapan acara. Tiap hari dimulai jam 10 kegiatan kelas musik sudah dimulai. Diawali dengan kelas musik sesi pertama untuk anak anak, yang kebutuhannya untuk belajar alat musik, membaca not balok, dan sebagainya. Kemudian pada jam 1 siang, kelas musik sesi ke 2 dimulai. Kelas musik yang ke dua inilah yang akan dipersiapkan untuk presentasi hasil belajar kegiatan belajar. Pesertanya campuran mulai dari anak anak, dewasa, sampai para orang tua yang ingin ikut belajar musik.

B.  Peserta
            Secara umum latar belakang dari para peserta kegiatan seniman belajar ini yang ada didesa durato adalah anak anak usia sekolah (SD – SMA), dewasa, dan para orang tua. Profesi mereka ada yang dari pelajar, guru, kepala sekolah, pekerja, dsb. Khususnya bidang seni musik, pesertanya kebanyakan dari anak anak, remaja, dan orang tua. Salah satu peserta special bidang seni musik adalah berprofsesi sebagai Romo disalah satu gereja yang ada didesa tersebut. Peserta seni musik sendiri berjumlah kurang lebih 50 orang yang tergabung dari 4 desa, selain desa duarato sendiri sebagai tuan rumah. Meskipun peserta berjumlah banyak, pada kenyataannya ketika proses belajar jumlahnya pasang surut, kadang berkurang, kadang sesuai. Karena mereka sendiri ada keterbatasan kegiatan bekerja, sekolah, dan mencari nafkah. Tetapi tidak menjadi penghalang mereka untuk tetap semangat mengikuti kegiatan belajar. Bahkan, ada yang rela berjalan kaki kurang lebih 1 – 2 km karena lokasi rumahnya bukan didesa durato. Meskipun begitu, mayoritas mereka tetap semangat mengikuti kegiatan belajar ini sampai selesai waktunya.

C.    Implementasi Bahan Ajar/Proses Pembelajaran
            Secara kondisi dilapangan, rancangan bahan pengajaran yang sudah dibuat sebelumnya sangat berguna untuk menjadi acuan para seniman. Meskipun jika dipersentasekan, 60 persen hasil eksplorasi dilapangan dan 40 persen hasil dari konsep yang sudah dibuat dijakarta. Maka dari itu secara otomatis proses pembelajaran pun juga ikut berubah dari yang saya buat sebelumnya. Salah satu contoh mengenai waktu belajar untuk bidang seni musik. Awalnya saya buat dengan waktu normal jam kerja antara jam 9 – 5 sore, tetapi pada kenyataannya kelas musik sendiri bisa sampai tengah malam. Dikarenakan antusias peserta dan keterbatasan peserta karena ada kegiatan pekerjaan ataupun lainnya. Selain itu materi pembelajaran pun juga berubah karena menyesuaikan kondisi kebutuhan para peserta. Salah satu contoh materi belajar  yang saya buat adalah mengenalkan musik secara teori notasi balok dan praktek pada instrument musik. Tetapi pada kenyataannya teori notasi balok hanya sampai pada tahap dasar saja (pengenalan), karena kebanyakan peserta mengiginkan langsung belajar alat musik. Dan waktu belajar juga terbatas yang hanya sampai 18 hari. Tetapi secara umum, target pencapaian dari bahan ajar yang saya buat sudah tercapai yaitu presentasi hasil belajar dengan konsep pertunjukkan karya musical “Senandung Dari Batas Negeri”. Dan para peserta pun merasa senang dan bangga ddengan hasil pencapaian tersebut.

D. Kendala
            Secara umum tidak ada kendala yang sangat signifikan sehingga mengganggu proses kegiatan pembelajaran. Hanya saja dari sisi tekhnis ada kendala yang saya hadapi bersama tim. Salah satu contoh kendala adalah pemadaman aliran listrik secara tiba tiba, dikarenakan adanya proyek pengerjaan jalan menuju desa sehingga menyebabkan aliran listrik menjadi padam. Tetapi untungnya pihak desa mempunyai genset (penyimpan listrik portable) sehinga kendala tersebut cepat teratasi. Selain itu ada juga kendala air untuk mandi, buang air besar, dll sangat susah didesa tersebut. Sehingga saya dan tim seniman harus menghemat air seperlunya saja supaya stok yang ada mencukupi sampai kegiatan program selesai. Dan untungnya kami pun secara tim sudah terbiasa dan berpengalaman dengan kondisi wilayah yang kering air, sehingga kendala tersebut bisa kami atasi bersama. Diluar itu tidak ada kendala yang menyebabkan proses pembelajaran terhambat. Saya dan tim seniman lain sudah bisa langsung berorientasi dan beradaptasi dengan wilayah dan masyarakat sekitar. Sehingga kami bisa langsung meminimalisir segala kendala yang ada.



                                                                        BAB IV
KESIMPULAN & LAMPIRAN

A.  Rekomendasi Dan Usulan
            Pengalaman dari kegiatan program seniman mengajar ini sangat berharga buat saya sebagai pelaku bidang seni musik. Banyak pelajaran yang bisa saya ambil dari sisi seni budaya local, bahkan sampai pelajaran tentang hidup pun juga ada disana. Maka dari itu saya sangat bersyukur dan berterimakasih kepada pihak kementerian pendidikan dan kebudayaan melalui direktorat kesenian, direktorat jenderal kebudayaan karena dengan adanya program seniman mengajar ini, saya sebagai pelaku seni dan masyarakat local sebagai peserta belajar mendapatkan impact yang sangat luar biasa. Berkat adanya program ini, saya bisa mengeksplorasi lagi kesenian dan budaya Indonesia yang begitu banyak. Dan saya pun juga terjalin kerjasama kedepannya dengan masyarakat desa duarato bahkan kepala dinas seni budaya Belu untuk bersama sama mengembangkan kesenian musik local agar tetap eksis dan dikenal oleh banyak orang. Maka dari itu, dengan pertimbangan pengalaman diatas perlu adanya saya memberikan sebuah rekomendasi dan usulan kepada pihak kementerian sebagai berikut :

1.      Program seniman mengajar ini penting untuk dipertahankan karena sesuai yang dibutuhkan masyarakat khususnya daerah predikat 3 T. Dengan catatan mungkin alangkah lebih bagus berganti nama bukan lagi seniman mengajar. Karena konotasi mengajar seolah – olah menitik beratkan kepada seseorang yang tahu segalanya. Fakta yang terjadi dilapangan adalah, seniman dan para peserta belajar bahkan seniman local berkolaborasi bersama untuk menggali, menemukan, dan mengembalikan seni budaya local yang telah hilang oleh arus zaman.
2.      Kegiatan belajar dari program seniman mengajar ini harus ada tindak lanjutnya. Karena yang namanya pendidikan harus bersifat berkesinambungan. Tidak bisa hanya sebatas adanya program. Meskipun kelanjutan dari kegiatan ini menjadi tanggung jawab pemerintah setempat, tetapi pihak kementerian tetap bertanggung jawab untuk mengkoordinasikannya kepada pemda setempat. Karena pada kenyataanya, masyarakat setempat menginginkan adanya sebuah wadah atau sanggar seni untuk tempat mereka belajar dan mengembangkan seni budaya mereka sendiri.
3.      Kedepannya agar program seniman mengajar ini bisa mengjangkau wilayah seluruh Indonesia yang berpredikat 3 T. Supaya identitas seni budaya Indonesia tetap terjaga dan terjadi regenerasi antar seniman.



B.   Documentasi Kegiatan

I.    Foto & Video Documentasi
     Untuk dokumentasi foto dan video saya meminta toleransi waktu kepada pihak kementerian, dikarenakan masih dalam tahap proses pengeditan. Untuk sementara saya hanya bisa mengirimkan gambar cover dvd saja. Akan saya lampirkan dalam berkas laporan ini.


Cover Box DVD - Documentasi Kegiatan Seniman Mengajar I 2017

Cover DVD - Documentasi Kegiatan Seniman Mengajar I 2017


II. Kliping Media Online
Untuk kliping media online saya akan memberikan lampiran link beberapa media yang meliput kegiatan seniman mengajar di desa duarato kecamatan lamaknen kabupaten Belu NTT. Berikut Link media online :

           Demikian catatan dan laporan kegiatan ini saya buat untuk melengkapi prosedur yang ada di pihak kementerian. Besar harapan saya laporan ini menjadi bahan evaluasi bersama agar kedepannya program seniman mengajar ini bisa menjadi lebih baik lagi. Terimakasih! Salam Budaya!


Download PDF version :