Tips memilih Studio Musik dan Recording

Minggu, 18 November 2018




Berikut adalah tips memilih studio music dan juga studio untuk proses rekaman atau membuat demo album yang disarikan dari berbagai sumber.
1. Mendata studio
Kumpulkan semua data lengkap tentang Studio Musik karena ini akan menjadi semacam list untuk menentukan dimana band kalian akan berlatih. Ada beberapa cara untuk mengumpulkannya, Pertama, lewat iklan di majalah, khususnya majalah musik bisa juga toko musik / toko alat musik terdekat atau bisa juga dengan mencari di internet ( pada umumnya yang berpromosi adalah studio-studio yang besar saja, sementara studio kecil tetapi layak, kadang tidak mempunyai cukup dana untuk berpromosi lewat iklan) atau bisa juga menurut refrensi dari teman-teman sesama musisi.
Pilihlah studio musik yang letaknya strategis, dekat dengan semua anggota personil band Anda. Jika telah menemukan studio musik yang pas, jadilah member tetap atau langganan sehingga operator studio mengenal karakter dan mengatur set sesuai musik kamu.
2. Cek perlengkapan musik yang ada di dalam studio dan ruangan studio
Apabila datang ke sebuah studio rekaman, jangan terlalu “silau” dengan peralatan canggih yang dimiliki oleh sebuah studio. Bukan hanya peralatannya, tetapi keadaan ruangan operator sebuah Studio Musik, selain memperhatikan alat musik dan sound sistemnya agar tidak kecewa saat berlatih atau hasil rekamannya.
Sebaiknya jika anda menyewa studio musik mintalah kepada penjaga/staff studio tersebut untuk mengatur dan mangecek alat musik yang ada, hal ini penting apalagi jika sebelumnya studio musik tersebut telah disewa band lain. Hal ini penting karena jika terjadi kerusakan dapat segera diatasi karena jika tidak maka bisa-bisa anda/band yang harus menanggung ganti rugi padahal itu bukan kesalahan anda/band.
Perlu dilihat keadaan alat musik di studio tersebut misal senar gitar apakah sudah berkarat atau belum dan drum apakah masih berfungsi dengan baik atau tidak karena bisa juga karena keadaan alat musik yang tidak di cek secara rutin menyebabkan ketidaknyamanan band anda saat latihan juga jika tiba-tiba ada kerusakan pada alat musik tersebut mungkin anda harus menggantinya padahala itu bukan 100% kesalahan anda. Jadi usahakan sebelum memulai latihan cek dulu keadaan alat musik apakah masih baik atau tidak.
Carilah Studio yang luasanya standar maksudnya tidak terlalu sempit dan tidak terlalu luas juga.
3. Contoh rekaman
Setelah menemukan Studio Musik dengan peralatan dan tata ruang yang baik. Cobalah meminta contoh rekaman yang pernah dibuat oleh studio music tersebut. Lebih bagus lagi apabila contoh rekaman yang mereka buat punya warna musik yang sama dengan genre musik yang band kalian mainkan. Ini tentunya akan bermanfaat ketika kita ingin membuat demo album rekaman kita.
4. Mengenal operator rekaman
Operator rekaman sama pentingnya dengan peralatan rekam yang mahal dan canggih. Karena tanpa operator rekaman yang andal, maka peralatan rekam secanggih apa pun akan menjadi percuma aja. Dari hasil contoh rekaman milik studio music itu, kita bisa mengetahui seperti apa kualitas operator rekaman yang dimilikinya.
5. Harga sewa
Terakhir, setelah mengecek secara keseluruhan studio music atau lainnya, cobalah periksa lagi secara teliti harga sewa studio musik ( rekaman ). Jangan sampai ada poin yang terlewat karena bisa saja kalian mendapatkan tambahan biaya yang karena belum termasuk dalam paket sewanya. Tanyakan secara detail apakah instrumen musik, pita rekam, penyimpanan data komputer, sampai keping CD Musik termasuk dalam harga paket rekamannya
Demikian Tips dari kami, semoga bermanfaat, tetaplah bermain musik walau apapun yang terjadi.

Sumber : Klik

SEWA GRUP PERKUSI JAKARTA

Minggu, 23 September 2018



Rumah Musik Jakarta entertainment menerima tawaran jasa sewa grup perkusi untuk event yang akan anda selenggarakan. Berikut ini tawaran jasa yang kami tawarkan kepada anda :

 

-      Splash Percussion

-      Drumlight Percussion

-      LED Mobile Percussion

-      Female Percussion

-      Ladies Percussion

-      Flying Percussion

-      Light Percussion

-      Modern Percussion

-      Etnik Percussion

-      Mobile Percussion

-      Marching Percussion

-      Interaktif Percussion

-      Perkusi Interaktif

-      Perkusi Dol

-      Papua Percussion

-      Djembe Percussion

-      Jimbe Percussion

-      Rampak Kendang Percussion

-      Recycle Percussion

-      Stomp Percussion

-      Taiko Percussion

-      Rampak Bedug Percussion

-      Dol Percussion

-      Kids Percussion

-      Parade Percussion

-      Drumline Percussion

-      Korean Percussion

-      Japanese Percussion

-      Supporter Percussion

-      Samba Percussion

-      Indonesian Etnik Percussion

-      Etc

 

Kami menerima tawaran event untuk wilayah JABODEBATEK ataupun luar kota. Dengan mengusung motto professional dan expert, kami siap menjadi partner event anda. Jika berminat, bisa menghubungi kami di 082114015124 (WA/Telegram/Tlp) atau via email : rumahmusik.djakarta@gmail.com

APA ITU PERKUSI JIMBE?

Selasa, 28 November 2017






Djembe atau jenbe/jyembe/jembe/jimbay/jimbe/sanbanyi merupakan warisan budaya yang berasal dari daerah Afrika. Asal usul djembe berasal dari kerajaan Mali sekitar abad 12. Dari semua alat musik pukul Afrika yang paling terkenal adalah djembe dan mengilhami pembuatan drum di seluruh dunia. Asal mula ejaan “jembe” berasan dari huruf “dj” yang merupakan simbol untuk mengingat bahwa bangsa Afrika dulu pernah dijajah oleh Perancis.


Kata djembe berasal dari kata “dyembe” yang merupakan kata dari suku Mali. Menurut bangsa Mali djembe berasal dari kata “Anke dje” yang artinya semua orang berkumpul bersama-sama. Karena orang perancis terbiasa dengan menggunakan huruf J, maka lebih sering menggunakan kata djembe. Konon huruf J ini sebagai symbol untuk mengingat sakitnya dijajah oleh Perancis.



Djembe merupakan sebuah kayu yang berbentuk gelas dan ditutup oleh kulit yang diikat dengan tali untuk mengencangkannya. Pada jaman dahulu djembe digunakan sebagai alat komunikasi antara desa satu dengan desa yang lainnya. Mengingat pada masa itu jarak antara desa satu dengan yang lainnya sangat jauh. Pada perkembangannya jimbe digunakan untuk perlengkapan upacara-upacara tradisional masyarakat Afrika.



Menurut kepercayaan orang Afrika terdapat 3 kekuatan roh di dalamnya. Yang pertama  adalah roh dari kayu atau pohon yang menggambarkan kekuatan, ketegasan, penopang dan pelindung. Yang kedua adalah roh dari hewan atau kulit yang menggambarkan kemakmuran dan kesejahteraan. Dan yang terakhir adalah pembuat djembe itu sendiri yang menggambarkan semangat dari pembuatnya.



Ada kesepakatan umum bahwa asal mula djembe dikaitkandengan kasta Mandinka dari pandai besi, yang dikenal sebagai Numu. Penyebaran luas dari drum djembe seluruh Afrika Baratmungkin karena migrasi Numu selama milenium pertama Masehi.



Meskipun asosiasi dari djembe dengan Numu itu, tidak ada pembatasan keturunan pada siapa yang dapat menjadi djembefola(harfiah, “satu yang memainkan djembe ”). Hal ini berbeda dengan instrumen yang penggunaannya dicadangkan untuk anggota kastagriot, seperti balafon, kora, dan Ngoni (djembe bukanlahinstrumen griot.) Siapapun yang bermain djembe. Adalahdjembefola-istilah tidak berarti tingkat tertentu keterampilan.



Secara geografis, distribusi tradisional djembe dikaitkan dengan Kekaisaran Mali, yang tanggal kembali ke 1230 AD dantermasuk bagian dari modern negara Guinea, Mali, Burkina Faso,Pantai Gading, dan Senegal. Namun, karena kurangnya catatan tertulis di negara-negara Afrika Barat, tidak jelas apakah djembemendahului atau lewat bulan Kekaisaran Mali. Tampaknya mungkin bahwa sejarah djembe mencapai kembali untuk setidaknyabeberapa abad, dan mungkin lebih dari satu milenium.





Berbentuk seperti sebuah gelas piala, Djembe terbuat dari kayu dan secara khas dilapisi dengan kulit kambing. Orang Bamana dari Mali, Afrika Barat menamakannya berdasarkan ucapan “Anke dje, anke be”, yang secara kesusastraan berarti“Setiap orang berkumpul bersama” dan mendefinisikan tujuan dari drum.

Bentuk dari Djembe “diukir” oleh berang-berang Afrika yang secara khusus dilatih untuk hanya mengonsumsi bagian tengah dari kayu pohon keras. Umumnya alat musik Djembe diproduksi di Guinea, Senegal, Mali dan Cote d’Ivoire. Sebuah djembe memiliki bagian dalam yang kasar dengan rentetan lubang, yang membuat perbedaan untuk kualitas penggunaan gaya suara. Ia dimainkan dengan tangan kosong menggunakan beragam pukulan telapak tangan. Nada utamanya adalah bass (nada rendah), tone (nada tengah), dan slap (nada tinggi).

Salah satu yang unik dari jimbe adalah dalam pola-pola ritme permainannya, ada yang konstan, ada yang ditabuh hingga bergemuruh, berbunyi tajam, bahkan dapat berbunyi sangat treble dan gaduh yang seolah-olah dapat membangkitkan energi spiritual dari ritual-ritual primitif masa lalu.
Menurut salah seorang penelti alat musik, jimbe adalah hasil kreasi orang di Sierra Leone, Afrika. Cikal bakal jimbe adalah Sangba dan memang benar dari tempat alat musik ini berasal ternyata penyebarannya tidak menyeluruh di benua Afrika. Ada banyak nama untuk alat musik berjenis seperti ini, di antaranya sangba, yimbei, jimberu, bata, tapoi dan lainnya. Masing-masing dari alat musik ini dimainkan oleh kelompok-kelompok, orang-orang ataupun suku-suku yang berbeda pula. Di daerah Mali misalnya, jimbe dipergunakan hanya pada malam hari untuk berbagai perayaan, misalnya menyambut bulan purnama, datangnya musim semi, musim panas, musim panen, musim dingin, perkawinan, pembaptisan dan lain sebagainya.

Pola-pola ritme dalam memainkannya pun memiliki nama-nama tersendiri. Antara lain : Djagbe, Yangkadi-Makru, Marakadon, Mendjani, Moribayasa, Kasa, Garangedon. Selain di Mali alat musik perkusi sejenis jimbe juga ditemukan di Senegal, Guinee, Gambia, Ivory Coast dan wilayah lain khususnya di Afrika Barat. Dan mereka yang membudayakan di namakan Kasta Griot yaitu kasta penjaga kebudayaan musik yang utama, selain kasta pandai besi.


Konon nama djembe diambil dari pohon djem yang banyak ditemukan di Mali, Afrika. Pohon Djem adalah merupakan bahan dasar untuk membuat Djembe, setelah pohon ditebang batang pohon tersebut dibentuk menyerupai piala, lantas dilubangi, dan diukir sedemikian rupa. Konon menebang pohonnya pun dibarengi dengan ritual khusus dan tentunya menggunakan  kayu dari pohon djem pilihan. Membran sebagai sumber bunyinya bisa menggunakan kulit kambing, kerbau ataupun antelop. Teknik merenggangkannya pun khusus, setelah melalui proses pengeringan yang cukup membran atau kulit tersebut diikatkan kencang dengan tali di selingkar badan kayunya. Di Amerika, Belgia, Jerman, Perancis dan di beberapa negara lainnya terdapat sekolah djembe, yang mendatangkan guru-guru langsung dari negara asalnya. Semoga Indonesia sudah ada sekolah jimbe,  di karenakan aktifitas “djembe fola” telah menyebar di pelosok negeri ini.